Lihat ke Halaman Asli

Dalam Tubuhku yang Terhalang, Angin Berbisik Tak Terucap

Diperbarui: 30 Januari 2024   01:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi
"Dalam Tubuhku yang Terhalang, Angin Berbisik Tak Terucap"

Dalam tubuhku yang terhalang, angin bisikkan rindu,
Melintas seakan mencari pelukan langit yang biru.
Kaku, tubuhku terperangkap dalam beban berat,
Angin, simpanlah pesan cinta yang tak terucap.

Mengapa kau tak keluar, o angin yang pelan?
Menyelinap di rongga-rongga, mencari kebebasan.
Kata-kata terjebak di dinding-dinding dada,
Seperti angin yang terkurung dalam ruang sempit.

Bisikkanlah cerita pada daun-daun yang gugur,
Bawa pesan di tiap hembusan, jernihkan hatiku yang buru-buru.
Dalam tubuhku yang rapuh, terhimpit kebisuan,
Angin, kau adalah penyair yang menyimpan keluh.

Keluarlah, o angin, dari penjara dada ini,
Bawa cerita pada bintang-bintang yang terpencar.
Dalam tubuh yang terhalang, kuimpikan kebebasan,
Angin, hembuskan pesan cinta yang tak terucap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline