Lihat ke Halaman Asli

Rayuan Perempuan Gila

Diperbarui: 25 Januari 2024   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukanlah mawar yang kupersembah,
Tapi helaian rambut kusut tak tersisir.
Bukanlah mantra yang kuberbisik,
Tapi gemuruh rindu yang menggeletar.

Akulah perempuan gila cinta,
Yang dunia terpaku pada bayangmu.
Mataku liar mencari wajahmu,
Nafasku sesak haus belaianmu.

Biarkan mereka bilang aku tak waras,
Cinta ini menari di atas birahi.
Jiwaku terbakar bara asmara,
Mencari pelukan sunyi yang kau janji.

Jangan hiraukan bisik cemooh,
Di mataku kaulah rembulan paling terang.
Lupakan logika dan norma kaku,
Biarkan kita tenggelam dalam kegilaan yang sama.

Aku tak butuh istana megah,
Cukup pelukanmu di gubuk cinta.
Tak perlu harta bergelimang,
Senyummulah kekayaanku yang abadi.

Jadilah pangeran kegelapan,
Yang mendekapku dalam malam tanpa purnama.
Jadilah raja di altar kegilaan ini,
Akulah permaisuri, cintaku persembahan terindah.

Jangan takut, kekasih gelapku,
Dalam dekapanmu, kegilaanku berpadu.
Kita akan menari di atas reruntuhan cinta,
Menyanyikan bait rindu dalam badai nestapa.

Ambillah aku seutuhnya, jiwa dan raga,
Gilailah bersamaku, biar dunia terbakar cemburu.
Karena cinta ini takkan teredam logika,
Ia api liar yang hanya padam di pelukanmu.

Jadilah pelabuhan kegilaanku,
Tempat badai rinduku berlabuh.
Akulah perempuan gila cinta,
Menunggumu di persimpangan gairah dan nestapa.
Di bawah rembulan, perempuan gila tersenyum,
Mata cemerlang, seperti bintang yang berkumpul.
Langkahnya ringan, mengikuti irama malam,
Rayuannya seperti lagu, menggoda hati yang damai.

Dia berbicara dalam kata-kata aneh,
Menciptakan dunia di dalam pikiran yang jauh.
Rayuannya bukan logika, tapi magi yang bermain,
Menarikmu ke dalam dunianya yang tak terduga.

Rambutnya liar, menari dengan angin malam,
Seperti seruling sihir, memikat langit dan bumi.
Tertawa dalam kegelapan, melodi kegilaan,
Rayuannya tak terlupakan, memikat jiwa yang resah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline