Lihat ke Halaman Asli

Terbelenggu

Diperbarui: 21 Januari 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbelenggu

Tubuhku terbelenggu di dalam sel,
Rasa sepi menyelimuti kalbu.
Dunia luar terasa begitu jauh,
Seolah tak ada lagi yang peduli.

Pikiranku melayang bebas,
Mencari cinta yang telah pergi.
Semoga ia masih mengingatku,
Dan merindukan kehadiranku.

Hatiku terluka,
Oleh duri-duri kerinduan.
Aku ingin bebas,
Untuk kembali ke pelukannya.

Aku akan terus berjuang,
Untuk membebaskan diriku.
Aku akan kembali,
Untuk meraih cintaku.

Kita, dua jiwa, terjalin dalam irama waktu yang serupa. Puisi kita mengalir seiring belenggu waktu yang tak mampu memisahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline