Lihat ke Halaman Asli

Dari Hati

Diperbarui: 18 Januari 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi dari Hati

Di tengah rimbunnya pepohonan
Di bawah sinar mentari yang hangat
Aku duduk termenung
Menikmati keindahan alam

Ketika angin berhembus
Daun-daun pun bergoyang
Menari mengikuti irama alam
Seolah-olah mengucapkan salam

Aku pun tersentuh
Oleh keindahan alam ini
Dan aku pun teringat
Pada seseorang yang istimewa

Dalam ruang gelap, di sana hati bertutur,
Puisi tercipta, merayakan kisah yang abadi.
Kata-kata tak cukup, ungkapan tak terucap,
Hanya getaran jiwa, mengalir dalam rasa.

Hati adalah pena, mengukir kisah penuh makna,
Puisi tak henti berdentum, irama perasaan.
Mengalun seperti lagu, dalam keheningan malam,
Hati bicara, dalam bahasa tanpa kata.

Puisi dari hati, sungguh tulus tercipta,
Seperti mata air yang tak pernah berhenti mengalir.
Rona sukacita dan luka terluka,
Dalam puisi, hati menuangkan segala rasa.

Ketika kata-kata tak bisa lagi memadai,
Puisi dari hati menjadi bahasa terakhir.
Sebuah refleksi, jendela ke dalam perasaan,
Hati bicara, dalam setiap baris yang terpatri.
Dialah yang selalu ada
Di saat aku sedih
Dialah yang selalu menguatkan
Di saat aku lemah
Seseorang yang selalu ada di saat sedih

Aku ingin berterima kasih
Kepada seseorang yang istimewa itu
Karena telah membuat hidupku
Menjadi lebih berwarna
Seseorang yang istimewa

Aku pun berdoa
Semoga dia selalu bahagia
Dan semoga kita selalu bersama
Selamanya
Dua orang yang saling mencintai

Puisi ini ditulis dari hati
Dengan penuh cinta dan kasih sayang
Semoga puisi ini dapat menyentuh hati
Dan membuatmu tersenyum

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline