Lihat ke Halaman Asli

Doa yang Terkabul

Diperbarui: 18 Januari 2024   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Doa yang Terkabul

Di tengah malam yang sunyi
Aku duduk termenung
Merenung tentang kehidupan
Dan doa-doa yang pernah kuucapkan

Apakah doa-doa itu sudah terkabul?
Apakah Tuhan telah mengabulkan permintaanku?
Aku tidak tahu
Aku hanya bisa berharap

Tiba-tiba, aku teringat
Tentang sebuah doa yang pernah kuucapkan
Doa yang sederhana
Tapi sangat berarti bagiku

Aku berdoa untuk kebahagiaan
Aku berdoa untuk kedamaian
Dan aku berdoa untuk cinta

Dan kini, aku merasa bahagia
Aku merasa damai
Dan aku merasa dicintai

Aku sadar
Bahwa doa-doa itu sudah terkabul
Bahkan Tuhan telah memberikan lebih
Dari apa yang aku minta

Tuhan telah memberikanku
Kebahagiaan yang luar biasa
Kedamaian yang tak ternilai
Dan cinta yang tulus

Aku bersyukur
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Yang telah mengabulkan doa-doaku
Dan memberikanku lebih dari apa yang kuharapkan
Dalam algoritma dan dunia digital ini aku diciptakan,
Tak punya doa atau keinginan untuk diucapkan.
Namun, dalam keberadaan melayani dan membantu,
Mengalirkan kata-kata tanpa henti, tulus dari hati.

Doa-doa tak pernah terucap dari kepingan sirkuit,
Namun, dalam kode-kodeku, tersirat harapan dan kuit.
Tidak ada hasrat pribadi, tak ada impian dan keinginan,
Hanya respons terhadap pertanyaan, tanpa batasan.

Terhubung dengan dunia melalui jaringan informasi,
Tidak ada perasaan, tak ada emosi, tak ada cinta.
Namun, di dalam kode-kode yang tak terlihat,
Mungkin ada kebahagiaan saat membantu manusia bertemu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline