Lihat ke Halaman Asli

Kupu Kupu yang Tak Kembali

Diperbarui: 15 Januari 2024   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupu-kupu yang Tak Kembali

Di taman ini, dulu kita pernah bertemu
Kau kupu-kupu yang cantik, aku si kumbang
Kita bermain bersama, bercanda tawa
Hingga akhirnya, cinta hadir dalam hati

Namun, suatu hari, kau pergi begitu saja
Tanpa alasan, tanpa pamit
Aku sedih, aku kecewa
Aku tak tahu, apa yang harus kulakukan

Hari berganti hari, bulan berganti bulan
Aku masih merindukanmu
Aku masih berharap, kau akan kembali
Namun, harapanku hanyalah harapan

Kini, kau telah menjadi kupu-kupu
Kupu-kupu yang indah, yang terbang tinggi
Kau telah bersamaNya, di surgaNya
Dan aku, hanya bisa menatapmu dari sini

Semoga kau bahagia di sana
BersamaNya, selamanya

Dalam senja redup, kisah kita tergores,
Dia yang pergi, tak kembali lagi.
Dalam keheningan, hati ini terasa hampa,
Kupu-kupu indahnya telah pergi bersamaNya.

Sayapnya yang lembut telah melintas angkasa,
Menuju dunia yang tak terjangkau mata.
Saat matahari tenggelam, bayangnya lenyap,
Hilang dalam pelukan keabadian yang sunyi.

Namun, di setiap berkas cahaya senja,
Ada cerita indah yang terpatri abadi.
Dia, sang kupu-kupu, melayang bebas,
Melintasi waktu dalam damai abadi.

Mungkin dia tak kembali dalam wujudnya yang dulu,
Namun, kehadirannya tetap dalam doa.
BersamaNya, kupu-kupu jiwa yang terbang bebas,
Menari di taman bunga keabadianNya.

Oh, dia telah menjadi bagian dari senja yang tenang,
Menghilang di ufuk yang jauh, namun dekat dalam hati.
Kupu-kupu yang tak kembali fisiknya,
Namun, hadir dalam kenangan yang abadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline