Lihat ke Halaman Asli

janganlah bebal?

Diperbarui: 10 Desember 2023   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Janganlah bebal seperti mereka,
Yang mata hati tertutup rapat,
Yang tak mau melihat kebenaran nyata,
Yang hidup dalam mimpi yang fatamorgana.

Janganlah bebal seperti mereka,
Yang telinga tuli terhadap kata bijak,
Yang angkuh sombong tak mau belajar,
Yang tenggelam dalam kesesatan yang pekat.

Janganlah bebal seperti mereka,
Yang lisan mereka penuh dusta,
Yang mengumbar janji tak bermakna,
Yang menebar kebencian dan fitnah nestapa.

Janganlah bebal seperti mereka,
Yang hati mereka keras dan beku,
Yang tak peduli dengan penderitaan orang lain,
Yang hidup hanya untuk diri sendiri dan kemewahan semu.

Jadilah seperti cahaya di tengah kegelapan,
Yang membawa terang dan harapan,
Yang membuka mata hati yang terbutakan,
Yang membangun jembatan persatuan dan kerukunan.

Jadilah seperti air yang jernih,
Yang menyegarkan jiwa yang gersang,
Yang membersihkan noda-noda dosa,
Yang menyuburkan benih-benih kebaikan.

Jadilah seperti angin yang sepoi-sepoi,
Yang membawa kedamaian dan ketentraman,
Yang menenangkan hati yang gelisah,
Yang mengayomi semua makhluk dengan kasih sayang.

Janganlah bebal seperti mereka,
Bangkitlah, jadilah pembaharu dunia,
Jadilah pelita yang menerangi jagat raya,
Jadilah teladan kebaikan untuk semua.
Di keheningan malam, terdengar bisikan hati,
Puisi ini tercipta, bukan untuk bebal yang mati.

Janganlah terlena dalam kelam kebodohan,
Pandanglah dunia dengan mata batin yang cemerlang.
Bukalah pintu hati, terima nurani yang jernih,
Janganlah terhanyut dalam arus kebencian yang gelap.
Mereka yang buta, bukanlah kita,
Puisi ini memanggil, agar hati terbuka.
Kata-kata bijak adalah cahaya di tengah malam,
Janganlah menutup mata pada kebenaran yang jelas.
Bebal bukanlah pilihan, bijaklah dalam langkah,
Puisi ini berbisik, janganlah seperti mereka yang tuli.
Bijaksanalah, oh pemilik hati yang penuh,
Puisi ini menuntun, agar kau tak terjerumus dalam kelam.
Janganlah bebal, teruslah berkembang,
Puisi ini adalah panggilan, untuk hati yang memahami.
Sinar kebijaksanaan menyinari jalanan gelap,
Jadilah pelita, bukanlah bayang-bayang tak berarti.
Bebal bukanlah identitasmu,
Puisi ini menyapamu, agar kau menjadi cahaya yang memancar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline