Lihat ke Halaman Asli

Mengupas Lelah

Diperbarui: 1 Desember 2023   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengupas lelah
Di tepi senja yang meredup,
Langkahku terhenti, lelah merayap.
Sepiring matahari perlahan tenggelam,
Dan di hatiku, kisah lelah terbuka.

Tak terlihat di wajah yang tegar,
Namun merajut benang di balik senyum.
Lelah yang tak tampak oleh mata,
Tapi dirasakan dalam setiap hela nafas.

Seperti kulit yang mulai terkelupas,
Lelah membuka lapisan dalam diri.
Sebuah proses mengupas lelah yang terpendam,
Seolah mengupas lembaran waktu yang terpahat.

Di malam yang sunyi, lelah bersua,
Dalam pelukan gelap, cerita lelah tertutup.
Namun, dalam keheningan itu, ada kekuatan,
Mengupas lelah, menggali kekuatan tersembunyi.

Setiap langkah yang membawa kelelahan,
Seakan mengupas lapisan kehidupan.
Namun, di balik lelah, ada kekuatan baru,
Seperti bunga yang tumbuh di antara reruntuhan.

Jadi, biarkan lelah mengupas diri,
Sebagai proses menuju kekuatan sejati.
Dalam setiap serpihan kelelahan yang jatuh,
Tersimpan kisah penuh ketabahan yang abadi.

Kupas Lelah

Tangan masih menggenggam bara,
Namun lelah mulai merambat,
Peluh mulai membasahi dahi,
Dan mata mulai sayu.

Image of Tangan menggenggam baraTerbuka di jendela baru
www.dakwatuna.com
Tangan menggenggam bara

Ingin rasanya melepas lelah,
Namun masih ada yang harus diselesaikan,
Ingin rasanya menghapus peluh,
Namun masih ada yang harus diperjuangkan.

Lelah ini adalah tanda perjuangan,
Peluh ini adalah tanda pengorbanan,
Lelah dan peluh ini adalah bukti,
Bahwa kita masih hidup dan berkarya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline