Setiap hari kita pasti mandi minimal 2 kali, entah itu cuacanya hujan atau udaranya masih dingin. Agar tubuh kita tetap bersih, apalagi pada saat ini kita harus membersihkan diri agar terbebas dari virus covid 19. Jangan sampai kita terpapar penyakit itu, dengan tetap menjaga 5M. Pada mulanya setiap manusia yang akan dilahirkan kedunia adalah baik dan suci.
Dari artikel ini di harapkan bisa menemukan dan menjaga kesucian/kemurnian diri secara terusmenerus di masa pandemic ini. Agar kita tidak mudah terbawah arus keruh informasi yang menyesatkan diri.
Akan tetapi kadang kala masih terganggu dengan kata ini:"Ah, jangan sok suci!" Banyak orang mendengar kata 'kekudusan' menjadi ciut hati, atau 'keder' dalam bahasa 'slang' Jawa. Apalagi kalau dalam percakapan sehari-hari, kudus atau suci sering dihubungkan dengan konotasi negatif, misalnya, 'jangan sok suci'.
Tetapi mari kembali, sebagai pengingat saja, Kesucian:Nomina (kata benda), Kebersihan (hati dan sebagainya), Kemurnian , Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kesucian adalah kebersihan (hati dan sebagainya).
Arti lainnya dari kesucian adalah kemurnian. Kesucian berasal dari kata dasar suci. Kesucian memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kesucian dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Sedangkan Kemurnian Nomina (kata benda):Perihal murni (Contoh: kemurnian hutan tropis harus dilestarikan) , Keaslian, Kesucian, Kebersihan Kesimpulan:Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kemurnian adalah perihal murni.
Arti lainnya dari kemurnian adalah keaslian. Contoh: kemurnian hutan tropis harus dilestarikan. Kemurnian memiliki 4 arti. Kemurnian berasal dari kata dasar murni. Kemurnian adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.
Kemurnian memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga kemurnian dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kemurnian diri dipandang esensial dalam memelihara serta menumbuhkan kesatuan tubuh dengan jiwa dan karenanya integritas manusia. Kemurnian juga dipandang sebagai kebajikan mendasar bagi praktik kehidupan diri karena melibatkan suatu "masa belajar dalam pengendalian diri".
Seseorang yang berhasil mengendalikan atau menguasai nafsunya, maka akal, kehendak, dan hasratnya dapat bekerja sama secara harmonis untuk melakukan apa yang baik.
Dengan demikian semua sudah di rancang dengan sempurna olehNya, sejak dalam kandungan. Sayangnya banyak orang yang tidak menyadari hal ini. Tapi mengapa sering di jumpai ada pribadi yang tidak mencerminkan gambaran-Nya? , bahkan mungkin diri juga termasuk di dalamnya? Banyak hal yang bisa mempengaruhi itu terjadi, misalnya pengaruh negatif saat dalam kandungan, masa kecil , masa remaja, yang mengakibatkan luka dan berdampak buruk bagi perkembangan diri sendiri.
Memang menjaga kesucian diri untuk menjadi murni dihadapanNya butuh proses yang terus menerus, untuk belajar sepanjang hayat. Berubah dan berbalik padaNya, memang tidak mudah,apalagi luka batin yang masih menganga lebar.. dan terus bertambah sambal berjalannya waktu yang menggerus diri.
Di saat luka belum dipulihkan, apakah Yang Maha Kudus tetap berkenan bertahta dalam diri kita? Ketika saya mengalami hal itu, hati saya tidak bisa merasakan sukacita .