Lihat ke Halaman Asli

Putusnya Layangan Hati

Diperbarui: 8 Februari 2021   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Putusan kata terucap

Bersama dengan kubangan kata.. 

Yang tergenang dalam kumpulan rindu

Berseru padamu.. 

Dalam sebuah biasanya mimpi di pagi hari..menantikan mentari yang terbit.. 

Menyongsong harapan yang masih di angan-angan yang jauh

Selepas hujan ku terbangkan layang ini.. 

Padamu kutitipkan di Whatsapp Apps.. 

Moga kau baca setiap barisnya.. 

Dalam sebuah genangan ku lihat wajah suram masa depanku padamu.. 


Bagai layang-layang cinta..
Ku terbangkan semakin tinggi..
Terterpa angin yang semakin kencang..
Meninggi...
Pertarungan benang gelasan dan angin..
Pergulatan tangan yang terbalut kain..
Tebal seakan mau sobek..
Ku pertahan sampai kembali tenang ..
Bertengger tenang seperti kupertahankan..
Tali cinta yang sangat jauh..
Kau diatas sana..
Kupandang...
Kepegang talinya sampai.. Ku pertaruhkan..
Sampai tanganku ..
Hampir mengelupas kulitnya..
Setelah sarung tangan kain ini sobek..
Semakin kencangnya pergulatan ku dengan sang angin zaman ini...
Ku pertaruhkan rinduku...
Ku pertaruhkan kangenku..
Ku pertaruhkan keterbukaan ku padamu..
Dan ternyata itu yang tak kau minta..
Ketulusanku telah ku pertaruhkan dalam hati..
Tapi kau lebih memilih angin yang kencang..
Untuk memutuskan..
Tali ini...
Tinggal ku tarik kembali..
Panjangnya tali ini..
Ku gulung kembali..
Saat renungkan..
Pada alam..
Pada zaman...
Pada dia yang diam...
Memilih yang lebih baik padaku..
Selamat jalan layang hatiku..
Semoga kau bahagia di sana...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline