Harapan di Balik Mendung
Saat ku bangun jarum jam tak mampu ku kejar lagi
Detak jantungku tak menentu, rasanya zona nyaman ini semakin erat membelenggu
Mengeras bersama dingin pagi dan paku paku permanen kemalasan merenggut
Awaiting the Golden Light
Mendung tebal, kabut berselimut,
Sinar mentari, terhalang kabut.
Hatiku dingin, jiwa terpuruk,
Menanti cahaya, harapan yang cukup.
Ku cari sosok, penenang jiwa,
Pendengar setia, pemaham yang tulus.
Yang pedulikan hati, yang mengertiku,
Yang doakan baik, yang cintai tulus.
Dia yang mengangkat, saat hati terluka,
Yang dukung langkah, saat jiwa terpuruk.
Dia yang setia, dalam suka dan duka,
Yang harapkan sukses, yang selalu mendukung.
Ku nantikan cahaya, menembus kelam,
Kehangatan pagi, menghapus dingin malam.
Lubang jarum emas, harapan yang tegak,
Menyuluh hatiku, yang lelah dan letak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H