Lihat ke Halaman Asli

Senyap Malam dan Asa yang Terpendam

Diperbarui: 5 Desember 2024   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senyap Malam dan Asa yang Terpendam

Udara malam dingin menusuk tulang,
Senyap menyelimuti, hati hampa.
Hanya suara katak, iringan pilu,
Di bawah guyuran hujan, yang tak pernah reda.

Kemalasan menjerat, bagai belenggu,
Membuatku terjebak, dalam kegelapan.
Rembulan pun seakan tak mau menyapa,
Meninggalkan hati, dalam kesepian.

Gelap malam menyelimuti jiwa,
Perasaan hampa, semakin mendalam.
Hujan terus turun, tak mau berhenti,
Membasahi pipi, yang penuh sesali.

Namun, di balik gelap, ada secercah cahaya,
Bintang-bintang berkelap-kelip, memanggilku.
Bangkitlah, kata hati, jangan menyerah,
Masih ada harapan, yang menantimu.

Jatuhnya bintang asa yang gantungkan di gelapnya jagat raya yang luas membentang tak tahu ujung dan pangkalnya

Hanya asa pada mentari yang sama ku tarik sinarnya ku buat panah pembakar rohNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline