Lihat ke Halaman Asli

Pegang Pagi

Diperbarui: 28 November 2024   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pegang Pagi

Pegang pagi,
saat mentari baru merekah perlahan,
dan tangan yang beku oleh malas
meraih harapan dari balik jaket tebal.
Embun menembus lapisan dingin,
namun jiwa yang hangat tak pernah menyerah.

Belajarlah dari kemarin,
hidup untuk hari ini,
dan berharap untuk esok.
Sebab, ketika kau sadar
bahwa dirimu pantas untuk masa depan cerah,
melepas gelapnya masa lalu
menjadi pilihan terbaik yang pernah kau buat.

Hidup tanpa harapan
adalah hidup yang kosong,
tanpa arah, tanpa nyala.
Namun, ketika kau membawa harapan dalam dirimu,
segala mimpi menjadi mungkin,
segala langkah menjadi berarti.

Strive, meski pagi terasa dingin,
meski lelah masih menyelimuti tubuhmu.
Pegang pagi dengan keyakinan,
bahwa setiap detik adalah awal baru,
dan setiap embun yang hilang oleh mentari
adalah tanda bahwa hidup terus berjalan,
menuju yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline