Lihat ke Halaman Asli

Mencairkan Diri di Balik Topeng

Diperbarui: 28 November 2024   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencairkan Diri di Balik Topeng

Di junjung tinggi, pencitraan diri,
kerajinan, ketekunan, keuletan, ketelatenan,
seolah menjadi mahkota yang harus dikenakan.
Namun, di balik punggung tegap itu,
tersimpan lelah yang tak pernah diberi panggung.

Seorang laki-laki,
dihantam ujian ekonomi dan keluarga,
dituntut menjadi tiang yang tak boleh retak.
Di tengah tekanan mental dan fisiknya,
ia terlihat kuat,
meski hatinya sering ingin menyerah.

Percayalah,
ia juga lelah.
Namun, siapa yang bertanya
tentang apa yang ia rasakan?
Siapa yang menggali peluh yang terpendam,
atau mendengar jerit yang hanya bergaung dalam?

Tetapi hebatnya,
ia tetap bangkit,
mengayuh hidup,
menantang badai demi nafkah yang diharap cukup.
Ia tak butuh puja,
hanya sedikit pahami dirinya
dan peluk kekuatannya yang manusiawi.

Tetap rendah hati,
tetap sabar dan tenang,
sebab ia tahu,
segala yang berat ini pasti teratasi.
Di balik semua topeng yang ia pakai,
ada harap,
bahwa suatu hari, ia tak perlu pura-pura kuat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline