Lihat ke Halaman Asli

Rokok, Kopi, dan Beban

Diperbarui: 24 November 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rokok, Kopi, dan Beban

Sepuntung rokok yang terbakar pelan,
segelas kopi yang dingin sebelum habis,
beratnya tugas mereka,
menenangkan masalah yang bertumpuk
di balik meja, di balik pikiran.

Andai mereka bisa bicara,
mungkin rokok itu akan tertawa,
dan berkata dengan nada sinis:
"Loe santai, tapi pura-pura."

Kopi pun mungkin berbisik lirih:
"Berapa banyak pahit yang kau tambahkan,
padahal sudah cukup lama aku menemanimu?"

Namun diam mereka adalah cermin,
menggambarkan apa yang tak terucap.
Kita duduk, bersandar pada asap dan tegukan,
padahal hati ini penuh kerikil,
otak penuh simpul yang tak terurai.

Rokok, kopi, takkan pernah menyelesaikan,
hanya menjadi teman singgah,
di tengah perjalanan yang melelahkan.
Karena yang sesungguhnya dibutuhkan,
bukan hanya jeda,
tapi keberanian untuk menghadapi,
dan doa yang menguatkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline