Rokok, Kopi, dan Beban
Sepuntung rokok yang terbakar pelan,
segelas kopi yang dingin sebelum habis,
beratnya tugas mereka,
menenangkan masalah yang bertumpuk
di balik meja, di balik pikiran.
Andai mereka bisa bicara,
mungkin rokok itu akan tertawa,
dan berkata dengan nada sinis:
"Loe santai, tapi pura-pura."
Kopi pun mungkin berbisik lirih:
"Berapa banyak pahit yang kau tambahkan,
padahal sudah cukup lama aku menemanimu?"
Namun diam mereka adalah cermin,
menggambarkan apa yang tak terucap.
Kita duduk, bersandar pada asap dan tegukan,
padahal hati ini penuh kerikil,
otak penuh simpul yang tak terurai.
Rokok, kopi, takkan pernah menyelesaikan,
hanya menjadi teman singgah,
di tengah perjalanan yang melelahkan.
Karena yang sesungguhnya dibutuhkan,
bukan hanya jeda,
tapi keberanian untuk menghadapi,
dan doa yang menguatkan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H