Lihat ke Halaman Asli

Dari Pinggir Kota Kusisir Mimpi

Diperbarui: 19 November 2024   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi menyingsing, mentari menyapa,
Embun menari di dedaunan hijau.
Di bawah rumpun bambu, langkah terpa,
Pemulung mengais, dengan senyum pilu.

Sampah-sampah berserakan, tak bernilai,
Namun dia, itu rezeki.
Dengan tangan kasar, ia mencari,
Harapan baru, di tengah sunyi.

Dari pinggir kota, ku sisir mimpi,
Mencari makna, di setiap pagi.
Kaisan kata, dalam permenungan ini,
Tentang hidup, tentang perjuangan.

Seandainya waktunya, bisa kulipat,
Ku percepat langkah, menuju puncak.
Namun, hidup tak seindah mimpi,
Ada waktu untuk berlari, ada waktu untuk berhenti.

Kejar mimpi, tapi jangan lupa,
Untuk menghargai apa yang Anda miliki.
Hari ini indah, awal yang baru,
Mari kita hargai setiap bagiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline