Lihat ke Halaman Asli

Dari Pinggir Kota

Diperbarui: 19 November 2024   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari Pinggir Kota

Di bawah mentari yang mengintip malu,
Tetesan embun dan keringat bercampur rindu.
Pemulung menata harapan di antara sampah,
Di bawah rumpun bambu tua yang merangkul pasrah.

Kota ini, pinggiran yang sarat cerita,
Kau sisir setiap jejak tanpa peta.
Memungut mimpi-mimpi yang terserak,
Menyusun hari esok dari serpihan langkah.

Seandainya saja waktu bisa dilipat,
Jarak tak lagi terasa pekat.
Namun hidup bukan soal mempercepat,
Melainkan mensyukuri apa yang telah didapat.

Kejar mimpimu, tapi jangan lupa,
Bahwa hari ini pun punya maknanya.
Refleksikan perjalanan yang sudah kau tempuh,
Kau belum sampai, tapi kau telah jauh.

Hari ini adalah hadiah dari semesta,
Berhentilah sejenak, hirup udara.
Di pinggir kota ini, di bawah mentari yang cerah,
Hargai di mana dirimu berada, dengan penuh berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline