Dari Pinggir Kota
Di bawah mentari yang mengintip malu,
Tetesan embun dan keringat bercampur rindu.
Pemulung menata harapan di antara sampah,
Di bawah rumpun bambu tua yang merangkul pasrah.
Kota ini, pinggiran yang sarat cerita,
Kau sisir setiap jejak tanpa peta.
Memungut mimpi-mimpi yang terserak,
Menyusun hari esok dari serpihan langkah.
Seandainya saja waktu bisa dilipat,
Jarak tak lagi terasa pekat.
Namun hidup bukan soal mempercepat,
Melainkan mensyukuri apa yang telah didapat.
Kejar mimpimu, tapi jangan lupa,
Bahwa hari ini pun punya maknanya.
Refleksikan perjalanan yang sudah kau tempuh,
Kau belum sampai, tapi kau telah jauh.
Hari ini adalah hadiah dari semesta,
Berhentilah sejenak, hirup udara.
Di pinggir kota ini, di bawah mentari yang cerah,
Hargai di mana dirimu berada, dengan penuh berkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H