Memegang Senja
Aku memegang senja di ujung hari,
memeluk api dalam sunyi yang pekat.
Bara ini kugenggam erat dalam diam,
bukan karena enggan,
tapi karena panasnya tak pantas menyentuh jiwa lain.
Ada cerita yang hanya layak terbakar,
menjadi abu sebelum menjadi kata.
Mungkin, saat waktu tak lagi bergegas,
akan kuceritakan semuanya---
tentang luka yang membara,
tentang mimpi yang hangus,
tentang harapan yang redup perlahan.
Namun kini, biarkan aku sendiri,
menyatu dengan kobaran yang membisu.
Karena dalam diam, ada makna yang mendalam,
dan dalam abu, ada cerita yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H