Lihat ke Halaman Asli

Puisi Sejatinya

Diperbarui: 31 Oktober 2024   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejatinya memandangmu adalah sebuah kesenangan,
Setiap tatapanku terukir dalam jiwa,
Namun menyukaimu ialah sebuah kesalahan,
Karena hatiku terjebak dalam rasa yang tak berdaya.

Jatuh cinta padamu merupakan suatu penderitaan,
Seperti badai yang datang tanpa peringatan,
Kurasa bukan cinta yang kejam padaku,
Bukan keadaan yang tega padaku,

Tapi dirimu yang tak pernah peduli,
Siapa diriku dan seberapa sakitku mengertimu.
Dalam setiap detik aku berjuang sendiri,
Menahan rasa ini yang terus membunuhku perlahan.

Kau hadir bagai cahaya di ujung gelap malam,
Namun sinarmu hanya ilusi belaka,
Aku terjebak dalam harapan yang samar,
Mencari arti di antara bayang-bayang kita.

Kini aku belajar dari setiap luka ini,
Bahwa hidup adalah perjalanan penuh makna.
Setiap langkah adalah pelajaran berharga,
Menghadapi ketidakpastian dengan keberanian jiwa.

Kau mungkin tak melihat betapa aku berjuang,
Tapi aku akan terus melangkah meski berat.
Karena hidup ini adalah tentang menemukan diri,
Dan menyadari potensi yang ada di dalam hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline