Lihat ke Halaman Asli

Puisi Tonggeret dan Semut Pengemis

Diperbarui: 26 Oktober 2024   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Tonggeret dan Semut Pengemis

Di tengah hutan, suara tonggeret bersenandung,
Melodi alam yang merdu, tak pernah terhentikan.
Dengan sayapnya bergetar, ia memanggil hujan,
Memohon pada langit agar air melimpah turun.

Semut pengemis berbaris rapi di tanah,
Mencari remah-remah dari sisa kehidupan.
Dengan tekun mereka bekerja tanpa lelah,
Mengumpulkan harapan dalam setiap butir embun.

Hujan adalah berkah yang dinanti-nanti,
Bukan hanya untuk ladang, tapi untuk jiwa.
Dalam pengendalian alam yang seharusnya harmonis,
Kita belajar bahwa hidup ini saling bergantung.

Namun manusia sering kali lupa diri,
Keserakahan menguasai hati dan pikiran.
Menggali bumi tanpa rasa peduli,
Merusak keseimbangan demi kepentingan sesaat.

Mari kita lestarikan alam yang indah ini,
Agar anak cucu kita bisa menikmati keajaibannya.
Tonggeret dan semut mengajarkan kita arti,
Bahwa hidup dalam harmoni adalah kunci kebahagiaan sejati.

Jangan biarkan keluhan menggantikan tindakan,
Karena alam bukan milik kita semata.
Setiap tetes hujan adalah anugerah dari Tuhan,
Yang harus kita jaga dengan penuh cinta dan rasa tanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline