Lihat ke Halaman Asli

Putri Awan dari Negeri Langit

Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Putri Awan dari Negeri Langit

Di negeri langit, Putri Awan bertakhta,
Cantik bak cahaya pagi, lembut seperti kabut,
Namun hatinya beku pada Sang Raja,
Yang tak dicintainya, meski duduk di singgasana megah.

Rakyat jelata mengorbankan nyawa dan mimpi,
Memetik ribuan bunga mentari untuk Sang Raja,
Menyusun harapan pada kelopak-kelopak indah,
Seperti punggung yang merindu sentuhan cinta.

Sang Raja bersuka, namun cinta tak jua tiba,
Putri Awan tetap hampa dalam tatapannya,
Hati yang dingin, tak bergetar pada kemegahan,
Karena cintanya tertahan, jauh dari istana gemerlap.

Namun, di antara mereka yang terabaikan,
Ada jiwa tulus dari rakyat jelata,
Yang berharap, yang bermimpi dengan setia,
Agar suatu hari, cinta sejati akan menuntunnya.

Semoga angin membawa harapan pada sang putri,
Membisikkannya di balik awan kelabu,
Bahwa cinta sejati tak butuh mahkota atau takhta,
Hanya hati yang bersedia mencinta dengan apa adanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline