Lihat ke Halaman Asli

Segenggam Tabah

Diperbarui: 26 Oktober 2024   02:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Segenggam Tabah

Jarak membentang, membatasi ruang,
Mendengar kabarmu, hatiku pilu.
Kau jauh di sana, tengah dilanda duka,
Aku di sini, tak berdaya.

Nadiku berdenyut, irama duka,
Ingin ku ulurkan tangan, tuk membantumu.
Namun, jarak membatasi, langkahku terpaku,
Hanya doa yang kupanjatkan, untukmu.

Bangunlah, saudaraku, kuatkan hatimu,
Ingatlah, setelah badai pasti ada pelangi.
Hidup ini penuh liku, janganlah menyerah,
Tetaplah tegar, hadapi dengan semangat.

Gaya hidup mewah, memanglah menawan,
Namun ingatlah, kebahagiaan tak terukur materi.
Kebaikan hati, jauh lebih berharga,
Daripada harta yang takkan abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline