Lihat ke Halaman Asli

Menghancurkan Cacat Jiwa (2)

Diperbarui: 19 Oktober 2024   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menghancurkan Cacat Jiwa

Dalam gelap malam, cacat jiwa menggerogoti,
sombong yang membusuk, kikir yang mengikat hati,
iri menembus relung, rakus menyelimuti rasa,
malas yang membelenggu, dengki tak henti menari,
pikiran kotor meracuni, dendam yang terpendam.

Api makian mendidih, membakar dalam diam,
sumpah serapah yang tertumpah,
hilang dalam pekatnya malam,
sementara cinta sejati seakan sirna,
hanya asa dan belas kasih-Mu yang kutunggu.

Dalam perjalanan pertobatan,
ku harapkan metanoia yang membawa cahaya,
sang mentari pagi menerangi kesucian jiwa,
yang terluka oleh luka batin terdalam,
terbelenggu dalam kekanak-kanakan.

Gulatkan diriku dalam proses kedewasaan,
menyusun kembali kepingan yang hancur,
menghancurkan semua cacat jiwa yang membelenggu,
agar tak ada lagi ruang bagi yang negatif,
hanya cinta dan cahaya yang abadi,
membawa jiwa ini kembali ke jalan-Mu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline