Lihat ke Halaman Asli

Arunika di Puncak Asmaraku

Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Arunika di Puncak Asmaraku

Tak ada yang kekal, semuanya sementara,
segala yang datang, akan berlalu dalam putaran waktu.
Maka hadapilah yang sementara ini dengan sederhana,
sebab di setiap sukar ada sabar yang tersembunyi,
dan saat sabar itu muncul, syukur pun menyusul,
di dalam syukur, kau temukan bahagia,
bahagia yang tak terikat pada apa-apa, hanya di hati.

Langit mengharu biru, merampas sukmaku,
menyelamkanku hingga ke palung rindu terdalam,
pada semilir angin yang berhembus lembut,
kutitipkan pesan untukmu di kejauhan.

Jika suatu saat kau lihat di langitmu,
semburat warna membahana, menyelimuti cakrawala,
itu adalah cintaku yang menggempita,
bergetar di setiap hembusan napas alam semesta.

Sesuatu harus berakhir agar yang baru bisa dimulai,
percaya pada proses yang mengalirkanmu ke tempat yang tak terduga.
Buka dirimu pada perubahan,
sebab di luar zona nyaman ada kemungkinan tak terbatas,
lepaskan kendali yang tak perlu kau genggam erat.
Berserahlah pada perjalanan ini,
dan mungkin, kau akan tiba di tempat yang lebih indah
dari yang pernah kau bayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline