Lihat ke Halaman Asli

Sisa-Sia Nyawa di Tanah Penuh Humus

Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sisa-Sia Nyawa di Tanah Penuh Humus

Sisa-sia nyawa tertanam di tanah penuh humus,
Mengakar dalam, berharap berbuah lebat,
Di antara kubangan lumpur dosa,
Doa teranyam dalam keputusasaan,
Berharap cahaya memancar di gelap malam.

Asa terkubur di balik pekatnya malam,
Hanya bintang impian yang tersisa,
Menuntun langkah pada pagi yang belum nyata,
Menyusuri lorong waktu tanpa kepastian,
Menanti mentari, menebar harapan baru.

Namun, di antara doa dan dosa,
Nyawa-nyawa tetap berjuang,
Menggenggam sisa cahaya dalam pekatnya,
Agar suatu hari di bawah langit cerah,
Buah kehidupan mekar, membasuh luka lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline