Lihat ke Halaman Asli

semangkuk kehangatan di kala hujan rindu

Diperbarui: 15 September 2024   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semangkuk Kehangatan di Kala Hujan Rindu

Di tengah badai angin era digitalisasi,
ketika pesan-pesan berterbangan tanpa arah,
aku menanti---dengan semangkuk kehangatan,
di kala hujan rindu menyelimuti senja.

Hujan rindu, membasahi pipi, Semangkuk hangat, peluk kasih. Angin digital, menerpa diri, Cinta tetap abadi, takkan sirna.

Benih cinta bersemi, perlahan-lahan,
di antara layar yang tak pernah padam,
namun di sudut hening jiwaku,
aku hanya ingin menatapmu tanpa kata.

Senja tak lagi jingga seperti dulu,
namun di matamu, aku temukan hangatnya,
seperti semangkuk sup cinta,
mengalirkan damai di tengah hiruk pikuk waktu.

Era ini boleh saja menggila,
tapi dalam dekapan kita,
hujan rindu selalu menemukan tempatnya,
dan benih cinta terus tumbuh bersama senja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline