Lihat ke Halaman Asli

Rintihan Pengemis

Diperbarui: 26 Agustus 2024   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintih Pengemis

Dalam selimut embun, tubuhku menggigil,
Di sudut jalan, hatiku merintih pilu.
Matahari belum menyapa, dunia masih tertidur,
Aku berdoa, di tengah dingin yang menusuk.

Tuhan, dengarlah rintihku yang sederhana,
Seorang pengemis, di tepi jalan raya.
Bukan emas perak yang ku pinta,
Hanya secercah harapan, untuk menjalani hari.

KasihMu bagai embun pagi, menyejukkan jiwa,
Kuharap Kau beri kekuatan, untukku bisa bertahan.
Dalam kesunyian malam, aku bermimpi indah,
Tentang hidup yang lebih baik, tanpa derita.

Meskipun tubuhku lemah, semangat tak pernah padam,
Aku percaya, Engkau akan selalu ada.
Menjadi cahaya, dalam kegelapan hidupku,
Memberi semangat, untuk terus melangkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline