Lihat ke Halaman Asli

Tatap Rindu dan Cemburu

Diperbarui: 23 Agustus 2024   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tatap Rindu dan Cemburu

Cukup kaulihat dalam lekat tatapku,
Tentang rindu yang membeku,
Tentang sendu yang mengalun pelan,
Menorehkan jejak di setiap kerlip matamu.

Cukup kaurasakan detakku,
Mengalir lembut dalam nadimu,
Dalam aliran darahmu yang hangat,
Rindu itu menggugurkan kemuning daun bambu,
Dan menumbuhkan kembali pucuk randu yang baru.

Namun, jika suatu saat tak lagi kautemui,
Semua yang dulu terasa begitu nyata dan penuh arti,
Tentu, rinduku telah layu di ujung musim,
Dan cemburu, yang dulu berkobar, kini mulai redup.

Cemburuan banget sih...
Mungkin terasa seperti bara di tengah malam,
Namun pahamilah,
Ketika cemburu itu berangsur hilang,
Pengendali untuk pasanganmu mulai terlepas perlahan.

Kendali darimu, adalah surga baginya,
Dan juga bagimu, yang setia dalam cinta.
Jangan biarkan surga itu memudar,
Karena ketika kendali hilang, cinta mungkin akan tersesat,
Dan rindu yang dulu begitu kuat,
Hanya tinggal bayang, menghilang tanpa jejak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline