Lihat ke Halaman Asli

Kedurai: Sebuah Persembahan

Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kedurai: Sebuah Persembahan

Di bawah naungan malam yang hening,
Terdengar nyanyian alam dari segenap penjuru,
Dukun berdiri di tengah lingkaran,
Mengucap mantra dalam bahasa leluhur.

Kedurai, persembahan sakral,
Sesajen tersusun rapi di altar alam,
Mengusir bayang-bayang yang tak kasat mata,
Mengembalikan ketenangan di hati yang bimbang.

Asap dupa melayang perlahan,
Menyentuh langit yang memeluk rembulan,
Doa-doa terucap tanpa suara,
Memohon pada yang tak terlihat namun terasa.

Kedurai bukan sekadar ritual,
Tapi jembatan antara dunia dan semesta,
Menghormati yang tak terucap dalam bahasa,
Menjalin harmoni antara yang hidup dan yang tak bernyawa.

Dalam keheningan malam yang syahdu,
Kedurai melantun bersama angin,
Menyatukan manusia dan alam semesta,
Dalam damai, dalam hening, dalam cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline