Lihat ke Halaman Asli

Tangisan Menuju Langit

Diperbarui: 5 Agustus 2024   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tangisan Menuju Langit

Tetesan air mata, jatuh membumi,
Menyatu dengan tanah, menjadi satu.
Namun jiwaku meraung, menuju langit,
Menggenggam harapan, dalam kesendirian.

Tangisan ini, bukan sekadar air mata,
Ia adalah suara hati, yang terluka.
Mencari jawaban, di antara bintang,
Tentang cinta, kehidupan, dan segala duka.

Langit biru, dengarlah ratapku,
Bulan purnama, saksikan duka ini.
Aku berharap, ada pelangi setelah hujan,
Menyembuhkan luka, dan kembali bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline