Lihat ke Halaman Asli

Pilu Pipinya Senja

Diperbarui: 27 Juli 2024   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pilu Pipinya Senja

Pilu pipinya senja, asa terbenam bersama hari
Kau pergi selamanya, Bapak, meninggalkan sunyi
Langit menangis, mentari tersenyum pahit
Kehilanganmu melukis luka di setiap bait

Di setiap sudut kenangan, bayangmu membayang
Di antara tawa dan tangis, kau menjadi bintang
Cahaya yang tak pernah padam, meski ragamu tak lagi ada
Kehangatan cintamu, Bapak, selalu terasa

Aku merindukan suara nasihatmu, cerita bijakmu
Dalam hening malam, aku berdoa untukmu
Semoga damai bersamamu, di sana, di tempat yang abadi
Selamat jalan, Bapak, di hati kau tetap abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline