Lihat ke Halaman Asli

Detik Demi Detik

Diperbarui: 26 Juli 2024   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik demi Detik

Waktu berlalu, detik demi detik,
Sebuah tarian semesta yang tak pernah berhenti.
Kita, penari dalam panggung waktu,
Menari dengan irama yang tak terduga.

Kita kumpulkan bulir-bulir waktu,
Merangkai mimpi, harapan, dan cinta.
Namun, kerap kali kita lupa,
Untuk apa kita hidup, apa tujuan kita.

Luka menggores, meninggalkan bekas,
Trauma membelenggu, menghambat langkah.
Tapi, ingatlah, waktu terus berjalan,
Jangan biarkan masa lalu menghalangi.

Percayalah pada diri, pada kekuatan di dalam,
Bangkitlah, hadapi tantangan dengan gagah.
Pilihlah harapan, bukan keputusasaan,
Karena di balik kesulitan, ada pelangi.

Yang fana adalah waktu, memang benar,
Tapi semangat kita, takkan pernah mati.
Mari manfaatkan setiap detik,
Untuk hidup yang lebih berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline