Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Pahit Manis Kopi dan Kebohongan

Diperbarui: 24 Juli 2024   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Pahit Manis Kopi dan Kebohongan

Secangkir Hangat di Pagi yang Sepi

Kopi pertama pagi ini, hangat, pekat, tenang,
Menemani jiwa yang masih terlelap dalam mimpi yang kelam.
Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan,
Mencari kehangatan di tengah sunyi yang mendalam.

Cinta yang Tersembunyi

Aku mencintaimu dengan cinta yang orang lain tak tahu,
Kecuali Sang Pencipta yang selalu bersamaku.
Cinta yang tulus, tanpa pamrih, dan penuh makna,
Terukir indah di relung hati yang terdalam.

Pahitnya Kebohongan yang Menyakitkan

Sebenarnya kebohongan adalah hal yang biasa,
Terucap dari bibir orang-orang di sekitar kita.
Seringkali kita abaikan, pura-pura tak peduli,
Demi menjaga keharmonisan dan menghindari konflik yang tak berarti.

Ketika Kepercayaan Dihianati

Namun, bagian terburuknya adalah ketika kebohongan itu datang,
Dari orang yang kita percayai sepenuh hati dan tanpa ragu.
Sakitnya bagai luka yang menganga, perih dan tak terkira,
Meruntuhkan kepercayaan dan mencoreng hati yang tersayang.

Kekecewaan yang Menggerogoti

Kebohongan bagaikan racun yang mematikan,
Menggerogoti kepercayaan dan memudarkan rasa sayang.
Meninggalkan luka mendalam dan pertanyaan yang tak terjawab,
Mengapa orang yang kita cintai tega mengkhianati dan berbohong?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline