Lihat ke Halaman Asli

Menusuk Mendung dengan Jarum: Menerangi Jalan dengan Asa

Diperbarui: 21 Juli 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menusuk Mendung dengan Jarum: Menerangi Jalan dengan Harapan

Di balik mendung yang kelam, mentari bersinar terang,
Menanti untuk dijemput, dengan tekad dan semangat membara.
Belajar hak dan kewajiban, tak perlu rumit dan berbelit,
Dari hal sederhana, cinta yang tak terbalas, jadilah contoh yang tepat.

Hak untuk mencintai, kewajiban untuk menjaga hati,
Meski pilu menyapa, tegarlah melangkah di jalan ini.
Apa arti sebuah nama? Lebih dari sekedar label,
Mewakili jati diri, esensi jiwa yang tak tergantikan.

Tuhan memanggil dengan nama penuh makna,
Mencerminkan hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Harapan bagai pelita di kala gelap,
Menuntun langkah, menerangi jalan yang terjal.

Tanpa harapan, hidup terasa hampa dan sunyi,
Lihatlah sekeliling, temukan makna dan arti.
Harapan positif, bagai gerakan Roh Kudus,
Membawa kebaikan, menebar kedamaian di hati dan jiwa.

Setia dalam harapan, teruslah berusaha,
Kebaikan akan mengantarkan pada kebahagiaan yang tak terkira.
Bersama tekad dan keyakinan, kita melangkah maju,
Menusuk mendung dengan jarum, menerangi jalan dengan harapan baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline