Lihat ke Halaman Asli

Hampa

Diperbarui: 19 Juli 2024   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hampa

Di persimpangan jalan, aku terpaku,
Dilema hari esok bagai benang kusut di kepalaku.
Prokrastinasi membayang, menghambat langkahku,
Mencari cinta sejati di era digitalisasi yang kelam.

Jiwa hampa, bagaikan gelas kosong yang tak terisi,
Mencari makna hidup di tengah hiruk pikuk duniawi.
Teknologi canggih tak mampu mengisi kekosongan,
Hanya cinta sejati yang mampu meredakan kegelisahan.

Di lautan manusia, aku bagai perahu tanpa nahkoda,
Mencari pulau cinta yang tak kunjung terlihat.
Mimpi indah tentang belahan jiwa kian kabur,
Meninggalkan rasa hampa dan sakit di hati yang terluka.

Oh, cinta sejati, di manakah kau berada?
Di balik layar ponsel, atau di antara keramaian kota?
Aku mencarimu dengan segenap jiwa,
Berharap kau datang dan mengisi kekosongan ini.

Mungkinkah cinta sejati masih ada di era digitalisasi ini?
Di mana manusia lebih terpaku pada layar daripada interaksi nyata?
Aku bimbang, antara menyerah atau terus mencari,
Mencari cinta sejati yang mampu membangkitkan gairah hidup ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline