Lihat ke Halaman Asli

Senja Kala: Ketika Akal Terkikis Waktu

Diperbarui: 15 Juli 2024   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja Kala: Ketika Akal Terkikis Waktu

Mentari senja, memancarkan cahaya jingga,
Membentangkan bayang, pertanda usia kian renta.
Akal yang dulu tajam, kini mulai terkikis,
Lingkaran waktu, tak dapat dihentikan atau dielakkan.

Cahaya kebenaran, bagi orang baik tetap bersinar,
Sedangkan pelita orang fasik akan padam tak berbinar.
Kesombongan hanya mengundang pertikaian,
Sementara kebijaksanaan ada pada mereka yang mau berpikiran.

Harta yang diperoleh dengan cara curang akan lenyap sirna,
Sedangkan yang diraih dengan jerih payah, akan terus bertambah.
Bukan tentang seberapa banyak yang kita miliki,
Tapi tentang bagaimana kita menjalaninya dengan bijak dan penuh arti.

Di senja kala ini, aku merenungkan perjalanan hidup,
Banyak hal yang telah kulalui, suka dan duka telah kusiap.
Kekuatan fisik mungkin berkurang, namun semangat tak boleh padam,
Tetap berkarya dan berbagi kebaikan, meski usia tak lagi muda.

Akal budi yang terkikis, bisa diasah kembali dengan belajar,
Dengan pengalaman hidup yang panjang, kearifan pun semakin dalam.
Jadikan senja kala sebagai waktu untuk mawas diri,
Menebar kebaikan dan bekal menuju keabadian nanti.

Tetaplah bersinar seperti cahaya senja yang teduh,
Meski usia senja, semangat harus tetap membara.
Gunakan sisa waktu dengan bijak dan penuh makna,
Menebar kebaikan dan meninggalkan jejak yang bermanfaat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline