Lihat ke Halaman Asli

Diam Menggema

Diperbarui: 14 Juli 2024   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Diam yang Menggema

Bait 1:

Jika tawa tak menggema di tujuanmu, Mungkin ia terlalu kecil, belum menantang batasmu. Diam bukan berarti pasrah, diam bukan berarti lemah, Diam adalah kekuatan terpendam, siap meledak bagai petir di awan kelam.

Bait 2:

Cinta yang diam-diam, bagai luka yang tersembunyi,Menyiksa jiwa, merenggut rasa damai.Tak perlu lagi pura-pura, tunjukkan rasa yang sesungguhnya,Sampaikan cintamu, ubah luka menjadi bahagia.

Bait 3:

Pencobaan dan derita, bagai api yang membakar jiwa,Memurnikan hati, menguatkan semangat yang kian lama.Visi yang jernih, ambisi yang membara,Menuntun langkah menuju puncak cita-cita.

Bait 4:

Langkah demi langkah, perlahan tapi pasti,Menaklukkan rintangan, mendaki gunung terjal nan tinggi.Diam bukan berarti berhenti, diam bukan berarti menyerah,Diam adalah kekuatan, mengantarkanmu pada gerbang kejayaan yang cerah.

Bait 5:

Walaupun terlihat tak melakukan apa pun,Percayalah, aku sedang merapikan kekacauan ini, tanpa banyak bicara.Perlahan tapi pasti, dengan penuh keyakinan,Menyelesaikan masalah, menggapai mimpi yang indah nan menawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline