Lihat ke Halaman Asli

puisi cangkir terakhir

Diperbarui: 14 Juli 2024   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Cangkir Terakhir

Malam Terakhir

Cangkir terakhir di genggam erat,
Menemani sisa malam yang kelam.
Pertanyaan demi pertanyaan terucap,
Mencari jawaban di balik kabut yang menyapa.

Detik-Detik Pagi

Satu detik lagi, mentari akan terbit,
Menyapa dunia dengan sinarnya yang hangat.
Malam akan berlalu, digantikan pagi yang baru,
Namun rasa penasaran masih membayangi hatiku.

Bintang Jatuh dan Harapan

Ku tatap bintang-bintang di langit yang kelam,
Berharap ada jawaban yang tersembunyi di sana.
Ku bisikkan semua asa dan harapanku,
Pada bintang jatuh yang melintas di angkasa.

Penantian dan Keteguhan

Mungkin jawaban tak datang seketika,
Mungkin keraguan masih membayangi jiwa.
Tapi aku takkan menyerah, terus mencari jawaban,
Menemukan makna di balik misteri kehidupan.

Malam berlalu, pagi menjelang,
Cahaya mentari menerangi jalan.
Aku melangkah maju dengan teguh,
Mencari jawaban, menjemput masa depan yang cerah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline