Lihat ke Halaman Asli

Memetik Tuaian Dibawah Mentari Pagi

Diperbarui: 11 Juli 2024   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Memetik Tuaian di Bawah Mentari Pagi

Mentari pagi menyapa, mentari pagi bersinar,
Menyinari ladang yang luas, siap untuk dipanen.
Tuaian memang berlimpah, bagaikan lautan yang tak berbatas,
Namun, pekerja yang menuai masih sangatlah sedikit.

Semakin Matang, Semakin Tenang:

Seiring waktu yang terus berputar, pengalaman pun semakin bertambah,
Membuat kita semakin sadar, apa yang sebenarnya dicari dalam hidup ini.
Bukan kesenangan semata, bukan pula kemenangan yang fana,
Tapi ketenangan jiwa, yang membawa kedamaian abadi.

Mintalah Kepada Tuan:

Di ladang yang luas ini, kita hanyalah pekerja yang diutus,
Melayani sang tuan, dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.
Jika tuaian terasa berat, dan rintangan menghadang di jalan,
Mintalah pertolongan kepada sang tuan, Dia akan selalu memberikan kekuatan.

Jaga Diri, Jaga Hati:

Walaupun raga terpisah oleh jarak dan waktu,
Cinta dan kasih sayang takkan pernah pudar terkikis.
Jaga dirimu baik-baik, jaga hatimu dengan penuh ketulusan,
Semoga jarak ini hanya memisahkan raga, bukan rasa yang terjalin erat.

Bersama Menuai Cinta dan Kebahagiaan:

Marilah kita bersatu, bergandengan tangan,
Memanen cinta dan kebahagiaan di ladang kehidupan ini.
Dengan ketenangan jiwa dan ketulusan hati,
Kita akan mampu melewati semua rintangan, dan meraih kemenangan sejati.

Ingatlah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline