Lihat ke Halaman Asli

Arus Kehidupan: Mengalir Menuju Kebahagiaan

Diperbarui: 9 Juli 2024   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah manusia, terikat dalam arus kehidupan,
Yang selalu berubah, bagai air mengalir tanpa henti.
Tak ada yang abadi, baik maupun buruk, semua dapat berganti,
Ingatlah selalu, wahai jiwa yang bijaksana.

Kedewasaan adalah saat kau mengerti,
Siapa yang pantas mendapat waktumu, perhatianmu, dan penjelasanmu,
Dan siapa yang hanya layak untuk diam.
Waktu dan energimu terbatas, sumber daya yang tak ternilai, berharga dan tak tergantikan.

Berhati-hatilah dengan siapa yang kau berikan akses,
Saringlah racun dan drama, prioritaskan ketenanganmu.
Kau pantas bahagia, wahai insan yang mulia,
Bersama secangkir kopi di pagi hari, temukan kedamaianmu.

Lepaskan daun kering yang tak lagi berguna,
Jangan sia-siakan waktu untuk hal yang tak penting.
Jangan sia-siakan energimu untuk drama yang menguras hati,
Pilihlah jalan yang menuntunmu menuju kebahagiaan sejati.

Arus kehidupan terus mengalir, tak henti dan tak terhenti,
Hadapilah dengan tegar, langkahkan kaki dengan pasti.
Bersama secangkir kopi di pagi hari, temukan kekuatanmu,
Raihlah kebahagiaan yang kau impikan, wahai jiwa yang penuh arti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline