Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Kidung Tekad Baja

Diperbarui: 6 Juli 2024   12:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Kidung Tekad Baja

Wahai jiwa, peluklah erat lara dan nestapa,
Rasa sakit, rintangan, dan segala nestapa,
Syukurilah, di balik duka tersembunyi kuasa,
Kekuatan terpendam, menanti untuk dijelajah

Di balik air mata, tersimpan berani nan perkasa,
Menembus kegelapan, menerangi jiwa yang rapuh.
Tekad bagai karang kokoh di tengah samudra,
Tak gentar badai, tak goyah oleh arus ganas.

Kesulitan bagaikan guru nan bijaksana,
Mengajarkan ketabahan dan ketangguhan jiwa.
Kekurangan adalah cermin diri yang nyata,
Menuntun pada jalan keikhlasan dan penerimaan.

Nikmati setiap detik perjalanan hidup ini,
Syukuri setiap hembusan nafas yang kau miliki.
Kesedihan akan sirna, tergantikan kebahagiaan abadi,
Bilamana tekad baja selalu menemani.

Salam hangat di secangkir kopi pahit ini,
Menemani langkah kaki, menemani mimpi yang tinggi.
Tekad bagai api yang tak pernah padam,
Menyinari jalan, mengantarkan pada puncak impian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline