Lihat ke Halaman Asli

Regresi Palsu dalam Hubungan Penelitian

Diperbarui: 31 Agustus 2017   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalangan mahasiswa dan peneliti pastinya tau pengertian dari regresi dan bagaimana menjelaskan variabel di dalamya. Analisis regresi dalam statistika adalah salah  satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel  dengan variabel variabel yang lain (Wikipedia).

Teringat dalam sebuah diskusi dalam sebuah pelatihan kelompok saya menemukan suatu hubungan yang sulit sekali dijelaskan oleh fakta. Hasil yang kami peroleh bahwa peningkatan import  berhubungan kuat dengan produksi dalam negeri. Nilai r square diatas 70% tanpa harus melakukan pengolahan data untuk meningkatkan r-square dan nilai signifikansinya (belajar menulis).

Tak ayal dalam diskusi tersebut kelompok kami diserang pertanyaan baik dari audiens dan pembahas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Tanpa data yang akurat, pada akhirnya kami hanya bisa menjawab bahwa data yang kami gunakan akan dilakukan peninjauan kembali.

Regresi melakukan pengolahan data antara variabel independen dan variable dependen tanpa melihat logika hubungan variabel tersebut. Pada beberapa kasus, bisa saja terjadi variabel jumlah kelahiran sapi berhubungan positif dengan frekuensi membaca koran. Regresi menjelaskan hubungan tersebut dari varian data yang diberikan terhadapnya.

Pada kasus inilah pentingnya penjelasan analisis deskriptif untuk menjelaskan fakta hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tersebut. Penelitian tidak berhenti hanya pada variabel produksi padi dipengaruhi oleh luas lahan. Penjelasan hubungan produksi dan luas lahan dapat dijelaskan misalnya dengan teori atau fungsi produksi yang menyatakan bahwa lahan merupakan salah satu komponen faktor produksi. Pada contoh lain, penjelasan hukum keseimbangan penawaran dan permintaan dapat menjelaskan hubungan antara harga dan supply barang di pasar.

Tidak sedikit mahasiswa atau peneliti yang berhenti pada tahap analisis dan bingung melakukan tahap selanjutnya untuk "membedah" hasil regresi yang telah dikerjakan dengan waktu yang tidak singkat. Padahal bab pembahasan inilah yang ditunggu pembaca hasil tulisannya tersebut. Kurangnya literatur dan data - data fakta dilapangan, membuat banyak sekali hasil penelitian hanya berhenti pada interpretasi hasil output minitab, SPSS, E view, dan software statistik lainnya. Hasil kesimpulannya pun hanya mengulang perolehan nilai R-square dan p value, dengan alasan bahwa penelitian yang dilakukan adalah penelitian primer.

Tulisan dengan bumbu data penelitian adalah sebuah "karya tulis". kata "Karya" memiliki arti bahwa penulis memiliki hak penuh dalam pengembangan pembahasan, structur tulisan, dan tahapan penyajian data yang dimilikinya. Karya tulis memang sebuah tulisan yang sangat dibatasi oleh banyak sekali ketentuan. Tapi ketentuan tesebut biasanya ketentuan format dan formalitas derta ejaan yang benar. Sedangkan kreasi penulis dalam mengungkapkan beberapa fakta di dalam data yang dia sajikan dalam tulisan tersebut sama sekali tidak dibatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline