Lihat ke Halaman Asli

"Protective dan Over Protective di kalangan remaja"

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengalami masa pertumbuhan menjadi pribadi yang lebih dewasa kita tidak bisa lepas dari peran orang tua. Proses menjadi lebih mengerti akan lika-liku kehidupan menjadi manusia akan di mulai dari usia remaja. Proses dimana manusia akan mengerti akan sulitnya menjalani hidup dengan segala masalah yang semakin bertambah berat sesuai bertambahnya usia. Terkadang dalam pembelajaran hidup itu orang tua menjadi over protective ataupun protective tetapi masih memberikan hak-hak sebagai remaja yang kadang sulit di mengerti orang tua. Situasi seperti inilah yang akan menjadikan remaja menjadi seseorang yang harus mengerti akan keburukan maupun kebaikan yang harus diterima. Hal ini bukan berarti membenarkan akan di bebaskannya anak akan pergaulannya tanpa pantauan orang tua. Sikap akan kehidupan ini harus lebih di terapkan pada saat anak masih usia yang baru mudah diberi aspirasi akan kebaikan dan keburukan sehingga pada saat mereka dewasa mereka akan menerapkan memory yang mereka tangkap waktu kecil. Sedangkan sikap over protective yang diberikan orang tua kepada anak membuat mereka akan merasa memiliki dunia sendiri dan sulit menerima situasi dimana hal-hal itu keluar sedikit dari kaidah yang mereka tangkap.

Over Protective biasanya terjadi pada kalangan ekonomi menengah keatas di mana semua pengaruh luar yang dianggap orang tua mereka sebagai penyimpangan moril maupun sosial yang menyimpang sedikit mereka anggap sesuatu yang sangat berdosa. Sikap yang berlebihan ini akan mengakibatkan anak tidak bisa mengerti akan kehidupan diluar yang menanti disaat mereka dewasa. Mungkin menurut orang tua itu hal yang terbaik yang mereka berikan kepada buah hati mereka. Sikap ini membuat anak tidak dapat menyesuaikan diri akan lingkungan yang mereka mau tidak mau akan hidup di lingkungan dimana kebaikan maupun keburukan akan menjadi satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline