Paradigma yang dianggap baru tentang Sistem Pendidikan Nasional sejatinya adalah sebuah pemikiran lama yang pernah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara. Kemerdekaan dalam sebuah Pembelajaran yang Berpihak Kepada Murid sudah dilaksanakan oleh beliau 100 tahun yang lalu dengan Organisasinya yang bernama Perguruan Taman Siswa.
Ki Hadjar Dewantara menerapkan 5 asas dalam Pendidikan yang dinamakan Panca Darma yaitu, Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan dan Asas Kemanusiaan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya (Ki Hadjar Dewantara : 2009).
Terdapat 6 inspirasi pembelajaran dari konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, di antaranya yaitu :
- Menerapkan Teori TRIKON (Kontinu, Konsentris, Konvergen)
- Menumbuhkan Daya Cipta (Kognitif), Daya Rasa (Afektif) dan Daya Karsa (Psikomotor)
- Metode Sistem Among
- Membentuk Pribadi yang Mandiri
- Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan
- Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya
Sungguh sangat disayangkan Sistem Pendidikan warisan Ki Hadjar Dewantara belum bisa terlaksana 100 persen di hampir setiap Satuan Pendidikan yang ada.
Sistem Pendidikan masih hanya tertulis dalam aturan, sedangkan fakta lapangan menunjukan hal yang sangat berbeda. Target keberhasilan sebuah standar proses pendidikan masih banyak mengacu kepada nilai-nilai berupa angka tanpa memperdulikan unsur Kemerdekaan dalam Belajar dan nilai penting lainnya.
Hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh ekosistem dalam sekolah yang kurang baik, namun juga faktor orang tua dan masyarakat yang masih mempunyai Paradigma tentang Sebuah Keberhasilan ditentukan oleh sebuah Ketuntasan Pengajaran. Tentu hal tersebut sangat bertolak belakang dengan Prinsip Pendidikan yang sudah dicetuskan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara.
Menjadi sebuah tantangan tersendiri buat para Pendidik untuk bisa menerapkan prinsip-prinsip Pendidikan dan Pengajaran menurut Ki Hadjar Dewantara.
Sejalan dengan tugas mulia seorang Pendidik, hal tersebut harus bisa dibudayakan dikalangan satuan pendidikan hingga bisa mempengaruhi paradigma masyarakat secara umum tentang Kemerdekaan Belajar dengan pendekatan asah, asih dan asuh secara kontinyu, konsentris dan konvergen untuk mewujudkan generasi Indonesia seutuhnya sesuai dengan kodrat alami Manusia yang mempunyai daya cipta, rasa dan karsa.
Sebuah Harapan Dan Ekspektasi
Sebagai seorang Pendidik yang mempunyai jiwa Pembelajar Sejati dituntut untuk mempunyai paradigma tentang kemerdekaan dalam membangun Sistem Pendidikan di Satuan Pendidikan setempat maupun skala Nasional.