Khatam. Selesai saya membaca buku karangan Rhenald Kasali (RK). RK selalu menarik saat menulis buku. Buku-bukunya menjadi best seller. Buku yang saya nikmati saat ini bertema Disrupsi. Bukunya tebal, hingga 500-an halaman. Semuanya saya baca.
Kesannya, akurat sekali. Prediksinya tepat, di saat sekang muncul "penyimpangan-penyimpangan" yang harus dijalani. Ia (disrupsi) tidak bisa dihindari. Dalam segi aspek apa pun. Yang saya tangkap dari RK adalah "mengolah" contoh-contoh disrupsi sesuai dengan negara Indonesia.
Dapat dikatakan, bahwa Indonesia ketinggalan dalam disrupsi. Di Amerika, era disrupsi muncul tahun 2006. Sekarang 2018. Sudah 12 tahun seharusnya kejadian ini.
Tokoh disrupsi adalah Christensen. Dalam daftar pustaka buku tersebut tertulis ada 10 buku yang dikutip oleh RK. Itu maknanya, Christensen adalah tokoh utama dalam disrupsi.
RK itu sosok yang cerdas. Informasi dalam pikiran Christensen ia olah dengan apik, sehingga saya sebagai pembaca, bahwa disrupsi itu sudah terjadi di Indonesia.
Contoh-contoh yang RK tulis pernah di-publish pada koran Kompas. Ia tulis pula di buku tersebut. ini sebagai penguat dari sebuah konsep. Ia "racik" konsep dan contohnya dengan bahasa yang sederhana, sehingga "kesannya" pembaca itu tidak "digurui" atau "diajari". Tetapi, diajak berpikir. Ini pula bukti, bahwa RK itu rajin menulis.
Didalam buku itu terdapat grafik, tabel, dan bagan, layaknya jurnal penelitian. Namun, tak terkesan ilmiah. Mengapa? Sekali lagi, penyajiannya. Pada buku ini, RK berbeda dalam menyajikan grafik dan bagan dibanding dengan buku Self Driving, di mana tabel, bagan, dan grafiknya berwarna. Lebih menarik, tetapi di buku disrupsi semua penyajiannya hitam putih.
Kemudian, dalam buku tersebut disajikan mantra/kalimat penggugah dalam bahasa Inggris di awal bab. Maksud RK adalah pokok bahasan dari inti permasalahan bab tersebut. bagi saya, ini sangat bermanfaat, karena saya pun belajar bahasa Inggris.
RK memberikan pelajaran kepada saya dalam menulis buku. Cara penyajiannya penuh informasi/ilmu. Tidak ada kata yang buruk. Semua baik.
Teori-teorinya ditata dengan rapi. Sehingga, tidak terkesan "angker" untuk membacanya. Padahal, menurut saya teori tersebut sebenarnya susah. Namun, karena RK pandai "meraciknya", maka jadilah orang menangkap teorinya.
Terima kasih RK, semoga sehat selalu. Ditunggu, karya-karya berikutnya.