Kompasianer, badai covid-19 telah kita lalui bersama. Banyak hikmah bisa dipetik, satu diantaranya soal ketangguhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bahwa pelaku usaha rumahan itu, terbukti mampu bertahan meski tertatih-tatih.
UMKM dinyatakan sebagai pilar pembangunan ekonomi bangsa, keberadaannya harus dibersamai oleh seluruh pemangku kepentingan. Mulai dari individu sampai perusahaan, mulai pemerintah sampai masyarakat luas.
PT. Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) , salah satu perusahaan smelter nikel terbesar di Indonesia, yang terletak di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Bertekad mendorong UMKM naik kelas, agar memberi kontribusi lebih besar bagi perekonomian negeri tercinta.
Tak tanggung-tanggung, PT GNI juga bersinergi dengan PT Stardust Estate Investment (PT SEI), dalam upayanya untuk menguatkan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) dan UMKM. Melalui program- program Corporate Social Responsibility (CSR), di antaranya diberi nama Biduk Umpan (Bina Produk UMKM Pangan).
PT GNI tidak hanya fokus pada bisnis, tetapi juga berkomitmen berkontribusi pada pembangunan ekonomi masyarakat sekitar wilayah industri. Melalui program CSR, yang berprinsip pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Mellysa Tanoyo, Head of Corporate Communication PT GNI, menyampaikan, bahwa program CSR Biduk Umpan adalah salah satu program yang mendorong pelaku UMKM naik kelas, dengan cara meningkatkan kualitas dan memperluas pasar. Menambah kapasitas ekonomi masyarakat desa, diharapkan meningkatkan taraf hidup.
Langkah yang diambil PT GNI, selaras dengan komitmen perusahaan. Yaitu berkontribusi, mendorong perekonomian masyarakat khususnya di sekitar wilayah industri.
------
Sektor UMKM memberi kontribusi 61% (senilai Rp. 9.580 triliun) , terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). UMKM menyerap tenaga kerja 97% dari total tenaga kerja, sangat potensial dikembangkan. Sehingga memberi kontribusi lebih besar, bagi perekonomian nasional- rilis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Agustus 2023.
Saya masih sangat ingat, saat pandemi covid sedang meledak. Banyak teman, kenalan, saudara dirumahkan dari tempatnya bekerja. Supermarket besar dan ternama sekalipun, menyerah kalah dengan keadaan saat itu.
Tetangga kami, tinggal di jalan yang sama. Setiap pagi biasanya ngantor, seketika itu langsung banting stir. Rajin menawarkan jualan di group WA warga, kadang snack, makanan siap makan atau pun frozen. Pelaku usaha rumahan tumbuh subur, menjadi cara cepat mendapatkan pemasukan.