Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Ketika Wanita Maskulin Menikah dengan Cowok Feminin

Diperbarui: 6 Oktober 2024   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar; dokumentasi pribadi

Ini istri gw, dia wanita maskulin. Sedangkan gw adalah cowok feminin. Kami dibesarkan dengan cara asuh yang berbeda. Istri gw adalah anak perempuan pertema, terbiasa ngurus apa-apa sendiri, terbiasa mimpin adik-adiknya. Dan terbiasa ambil keputusan sendiri. Sementara gw adalah anak laki-laki bungsu. (akun @love***ch.**)

Mungkin sebagian Kompasianer's, masih awam istilah wanita maskulin dan cowok feminin. Jujurly, saya juga belum terlalu familiar. Sampai mendapati sebuah konten di instagram, yang membahas masalah ini.

Awalnya saya menyangka, wanita maskulin adalah tomboy, cowok feminin identik gemulai. Tetapi persepsi itu salah besar, konteks ini sama sekali tidak ada kaitan dengan hal tersebut. Bahwa maskulin dan feminin pada bahasan ini, adalah soal dominasi bersikap.

Setelah mencerna isi konten tersebut, saya mengidentifikasi diri dan menyimpulkan. Bahwa setiap orang, sejatinya memiliki sisi maskulin dan feminin sekaligus. Kedua sikap tersebut sama penting, mempunyai peran yang krusial di saat yang tepat.

Misalnya lelaki berlaku lemah lembut pada pasangan, nrimo dan mengalah di moment tertentu. Atau perempuan tegas pada pengecut, melawan orang yang berniat mencelakai. Dan seterusnya dan seterusnya.

Suami dengan istri maskulin, pun istri dengan suami feminin. Butuh ilmu untuk menyikapi, agar sebuah pernikahan berjalan dengan baik. Butuh pengertian dan saling menghargai, agar rumah tangga bisa balance.

-----

Dulu saya punya teman kantor (perempuan), yang menurut saya sangat maskulin. Sikap keras kepalanya menonjol, kalau berdebat tidak mau dikalahkan. Dengan jabatan beliau sebagai manager, membuat saya tidak berani sembarangan berkata dan bersikap.

Di usia yang kepala tiga, kendaraan roda empat dan sebuat rumah di Karawaci sudah dimiliki. Dari cara berinteraksi dengan saya, perempuan ini sangat-sangat mandiri. Mungkin karena sikap itulah, banyak laki-laki jadi minder sebelum mendekati.

Masih tentang teman lama, saya kembali temui saat reuni SMA. Teman yang dulu pernah sekelas, bangku tempat duduk kami depan belakang. Anaknya pendiam sekaligus pemalu, tetapi otaknya cukup encer. Setelah lama berteman dan tahu istilah laki-laki fiminin, sepertinya teman lama ini masuk kategori tersebut.

Menurut saya tidak ada yang salah, dengan cowok feminim ataupun wanita maskulin. Karena banyak faktor, yang membentuk sikap dan sifat seseorang. Baik sikap feminin atau maskulin, keduanya memiliki kekuatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline