Suasana peringatan 17-an, masihlah kental terasa. Lomba seru-seruan, masih diadakan hingga hari ini. Saya menemui di beberapa komplek atau kampung, di daerah Tangerang Selatan. Minggu ini, masihlah diselenggarakan keramaian.
Dua hari ini, saya disibukkan dengan pekerjaan ngonten. Pas upacara 17, saya berangkat dini hari ke Depok. Janjian dengan founder Burayam Gratis, yang bikin lomba sambil berbagi. Hari minggu-nya (hari ini), saya janjian ngonten di dua tempat.
Alhamdulillah, masih diberi kesempatan bersibuk diri. Sehingga tetap semangat, menjalani hari-hari.
----
Spesial di tanggal 17 Agustus, saya bela-belain subuhan di Stasiun di Ciputat. Demi mengejar jadwal pagi, agar tidak kesiangan sampai Stasiun Depok Baru. Kami janjian jam 7 pagi, ketemu di lokasi seru-seruan.
Tujuan saya adalah pintu tol kukusan Depok, tempat berbagai burayam gratis. Kemudian di lokasi yang sama, akan bersamaan diadakan beberapa lomba. Pesertanya yang ikut antre bubur, sekalian daftar di tempat.
Lomba pertama makan kerupuk, lomba legendaris selalu ada setiap 17-an. Peminatnya kebanyakan anak-anak, dan dibuatlah tiga sesi. Menyusul lomba lari sedotan, kali ini orangtua mulai tertarik ikutan.
Lomba memindahkan tepung, diikuti orangtua dan anak muda. Menurut saya cukup triky, pasalnya memindahkan tepung dengan kertas tak boleh dipegang tangan. Kemudian lomba lari jongkok, yang diminati pengemudi ojol.
dokpri
Yang sangat menarik selain lomba, adalah kedatangan komunitas tuna netra. Teman-teman dibawah naungan yayasan As Syfa, menunjukkan kemampuan sambung ayat. Karena di yayasan ini, salah satu kegiatannya adalah menghapal Qur'an.