Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

Makanya Saya Pengin Kaya, Biar Banyak Sedekah

Diperbarui: 19 Juli 2024   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di medsos tiktok atau instagram, kerap berseliweran konten tentang berbagi. Entah berbagai kepada orang sudah sepuh, kepada bocah penjual makanan, dan seterusnya. Pernah konten berbagi pada tukang es keliling, yang kehilangan satu kaki karena diamputasi.

Konten humanis seperti ini, biasanya ramai diview oleh netizen. Apalagi si konten kreator (yang juga pemilik akun), piawai mengemas kontennya dengan sangat kreatif. Selama tidak membahayakan, menurut saya syah-syah saja.

Ada konten berbagai dengan cara nge-prank, yaitu lebih dulu diuji dengan dimintai tolong. Entah diminta makanan, entah diminta uang, atau melakukan satu pekerjaan. Uniknya, sesering saya lihat cara ini, sebagian besar target-nya lolos.

Misalnya targetnya pedagang kaki lima, didatangi oleh team dari konten kreator. Team dengan baju compang-camping, mendekat target. Kemudian menceritakan dirinya, (pura-pura) kesasar dan sedang kelaparan. Pengin membeli makanan (yang dijual oleh target), tapi sedang tidak ada uang.

Oke, memang ada satu atau dua target gagal. Tetapi, kenyataannya banyak target yang  berhasil. Mereka dengan rela, memberikan dagangan-nya secara gratis. Meski ketika ditanya, mengaku saat itu jualannya sedang sepi belum ada penglaris.

Selain menyimak videonya, saya tak mau ketinggalan scrolling komentar netizen. Dan menemukan satu komentar, yang mengusik benak dan saya mengamini.

Biasanya orang yang pas-pasan, lebih cepat aksi-nya saat dimintai bantuan. Mereka tak pikir panjang, yang penting membantu semampu dia. Konon alasannya, orang yang kondisinya pas-pasan, telah atau pernah merasakan tidak enaknya menahan lapar.

"Namanya hidup, suatu saat ganti kita yang susah, kan butuh bantuan orang lain," jawab pedagang sate yang ditanya, mengapa membantu padahal tidak kenal dengan pembuat video, "Sekarang mumpung bisa membantu, ya dibantu. Supaya nanti pas saya butuh bantuan, semoga ada yang membantu"

Cukuplah jawaban pedagang sate keliling ini, menjadi pelajaran yang sangat berharga (bagi yang mau berpikir). Bahwa kesempatan membantu orang lain, sejatinya terbuka bagi siapa saya yang mau menyambutnya. 

Tinggal orang tersebut, mau mengambil atau mengabaikan. Dan untuk bisa bersedekah, tidak harus menunggu banyak uang. Bersedekahlah sebisanya, semampunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline