Bahwa segala keadaan akan dipergilirkan, saya sangat menyepatinya. Bahwa tibanya waktu kejayaan, tak akan ada yang bisa menahan. Pun saat pergantian keterpurukan, tak ada manusia yang bisa menyangkalkan.
Manusia diberi kesempatan menjalani kehidupan, mengais hikmah dibalik semua keadaan. Karena selama hidup ini berlangsung, tak ada jaminan akan selalu baik-baik saja. Pasti akan ada masa uji dan coba, demi kebaikan manusia itu sendiri.
Manusia dikaruniai skill beradaptasi yang tinggi, dimampukan bertahan di segala kondisi. Manusia ditahbiskan sebagai makhluk mulia, secara alami akan mencari solusi atas setiap situasi dihadapi.
Manusia sangat fleksibel, bisa berdamai dengan keadaan dialami. Sehingga bisa tetap waras, siap menjalani hari yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Buah dari itu semua, manusia disanggupkan merayakan hidup yang sedang tidak baik-baik saja.
-----
Kompasianer's, sebaiknya kita berhati-hati dalam berucap, bersikap, atau membatin sekalipun. Apalagi terhadap hal-hal yang tidak baik, menyimpan dan atau memendam berlama-lama. Pengalaman saya membuktikan, entah cepat atau lambat akan dialami sendiri.
Dulu sewaktu masih bujang, saya pernah memendam rasa heran. Pada teman yang mengaku kesulitan keuangan, di minggu kedua bulan berjalan. Padahal kami bekerja di kantor yang sama, di posisi yang sama dan gaji tidak jauh berbeda. Teman ini cerita kesulitan keuangan, dengan aneka alasan dilontarkan.
Otomatis di benak berseliweran asumsi- asumsi, yang menurut saya sangat wajar. Curiga teman sedang curhat, kurang bisa mengatur keuangan dengan baik. Apalagi melihat kesehariannya, punya kebiasaan merokok yang sangat boros. Menurut pengakuannya, sehari bisa habis dua bungkus rokok.
Jauh hari setelah kejadian itu, giliran saya di kondisi seperti teman ini. Padahal saya tidak boros, padahal saya mengatur keuangan sedemikian rupa.